Artikel Inspirasi Muslim - Bidang Dakwah Rumah Sakit Ridhoka Salma Cikarang

AL-WARID AL-ILAHIYYAH (2)   | Artikel Inspirasi Muslim – Bidang Dakwah Rumah Sakit Ridhoka Salma Cikarang

 

 

لاَ تيأَسْ من قَبولِ عملٍ لَمْ تجِدْ فِيهِ وجوْدُ اْلحُضَُورِ فَرُبَّماَ قبِلَ من العملِ مالم تُدْرِكْ ثمْرَتَهُ عاجِلاً

  1. “ Jangan putus asa dari diterimanya amal yang belum bisa hadirnya hati (khusuk) karena الله, sebab terkadang (ada kemungkinan ) الله menerima amalmu itu padahal kamu belum bisa merasakan (menemukan) buahnya amalmu dengan segera.”

Sudah diterangkan dalam hikmah-hikmah terdahulu, bahwa buahnya amal (yakni : merasakan manis dan enaknya amal dalam hati ketika mengerjakan amal), itu bagian tanda diterimanya amal tersebut.

Walaupun demikian terkadang الله itu menerima amal yang belum bisa merasakan buahnya, yang terpenting kamu selalu berusaha taqwa kepada الله lahir dan batin, ikhlas Lillah dalam beramal, dan kamu jangan putus asa karena buahnya amal itu hanya sebagian alamat/ tanda diterimanya amal, sedang kan tanda itu tidaklah pasti terjadi. Dan jangan kamu meninggalkan amal sebab belum bisa hadirnya hati kepada الله, atau belum bisa merasakan buahnya, tapi kewajiban bagimu yaitu dawam/ selalu mengerjakan amal itu sampai bisa mendapatkan buahnya amal, barang siapa yang mau selalu mengetuk pintu, pastilah dia akan masuk ke pintu tersebut.

Adalah seorang ‘Abid yang selama empat puluh tahun berada di Makkah, dan selalu berdo’a :

لبيك اللهم لبيك

, lalu ada hatif yang mengatakan : tidak, kamu tidak hadir dan tidak beruntung, dan hajimu ditolak (tidak diterima), dan ‘Abid tersebut selalu mengerjakan amalan tersebut, dan tidak meninggalkannya,  suatu hari ada seorang laki-laki datang kepadanya dan memanggilnya : ya ‘abid labbaik (kesini), lalu ada jawaban hatif,: La Labbaik, lalu lelaki tersebut berdiri  dan terbesit dalam hatinya : orang ini ditolak. Lalu Abid memnggil tuannya, hai tuanku , engkau mengatakan Labbaik, dan ada jawaban La labbaik, si ‘Abid menerangkan : ini yang terjadi padaku selama empat puluh tahun, aku selalu mendengar perkataan tersebut, tetapi aku selalu bertahan didepan pintu-Nya, walaupun aku ditolak seribu kali aku tidak akan meninggalkan pintu tersebut, Sampai الله menerimaku, maka ketika ‘Abid mengatakan Labbaik,  lalu ada jawaban dari الله :  Labbaika – wa-sa’daika.

والله اعلم.

 

👉🏻

 

Ancaman bagi yang Memutuskan Tali Silaturahim

 

Sebagai makhluk sosial, pastinya kita akan saling membutuhkan dan wajib saling membantu satu sama lain. Oleh sebab itu, penting sekali untuk tetap menjaga tali silaturahmi. Maka ada caman bagi orang yang Memutuskan Tali Silaturahim yaitu tidak masuk surga.

 

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

 

وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Jubair bin Muth‘im Radiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” (Muttafaqun ‘alaih).

 

Sebagaimana keutamaan menyambung silaturahim yang diantaranya adalah bisa menyebabkan masuk surga sebagaimana yang Allāh sebutkan dalam surat Ar Ra’d.

 

Sebaliknya, Allāh juga menjelaskan bahwa memutuskan silaturahim merupakan salah satu sebab masuknya orang ke dalam neraka jahannam.

 

Allāh Subhanahu wa Ta’ala berfiman:

 

وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

 

Artinya:

“Orang-orang yang merusak janji Allāh setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allāh perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” (QS: Ar-Ra’d Ayat: 25)

 

Ini jelas ancaman, diantara yang menyebabkan mendapat laknat dan masuk neraka jahannam adalah memutuskan tali silaturahmi.

 

Demikan juga Allāh Subhanahu wa Ta’ala berfiman:

 

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا۟ أَرْحَامَكُمْ

 

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS: Muhammad Ayat: 22)

 

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَٰرَهُمْ

 

“Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allāh dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS: Muhammad Ayat: 23)

 

Ini ancaman yang keras juga, bahwasannya orang yang memutuskan silaturahmi akan dilaknat oleh Allāh dan dibutakan penglihatan mereka dan dibuat telinga mereka menjadi tuli sehingga tidak bermanfaat bagi mereka ayat-ayat Allāh  Subhanahu wa Ta’ala.

 

 

Demikian artikel dari Bidang Dakwah Al Ghaniyy Rumah Sakit Ridhoka Salma Cikarang, dengan judul AL-WARID AL-ILAHIYYAH (2).

Semoga Bermanfaat

Bidang Dakwah RS Ridhoka Salma Cikarang

Leave a Comment