Dah banyak bermaksiat, tapi tidak terlihat Allah memberikan hukuman kepada dia?! Jangan sampai Anda salah sangka.

Jawabannya ada pada perkataan Ibnul Jauzi -rahimahullah- berikut ini:

 

وربما رأى العاصي سلامة بدنه وماله فظن أنه لا عقوبة، وغفلته عما عوقب به عقوبة. وقد قال الحكماء: المعصية بعد المعصية عقاب المعصية، والحسنة بعد الحسنة ثواب الحسنة. وربما كان العقاب العاجل معنوياً، كما قال بعض أحبار بني إسرائيل: يا ربِّ كم أعصيك ولا تعاقبني؟ قيل له: كم أعاقبك ولا تدري، أليس قد حرمتك حلاوة مناجاتي؟

 

Mungkin saja orang yg bermaksiat melihat keadaan badan dan hartanya selamat, sehingga ia mengira tidak ada hukuman (dari Allah), padahal kelalaian dia terhadap hukuman yg menimpanya adalah bentuk hukuman.

 

Para hukama’ (orang² bijak) telah mengatakan: “Tindakan maksiat setelah bermaksiat adalah hukuman bermaksiat, sebaliknya amal kebaikan setelah beramal kebaikan adalah pahala beramal kebaikan”.

 

Dan bisa jadi hukuman yg disegerakan itu berupa sesuatu yg maknawi, sebagaimana dikatakan oleh sebagian pemuka agama dari bani Israil: “Ya Rabb, betapa banyak aku bermaksiat kepada-Mu, tapi Engkau tidak menghukumku”.

 

Maka dikatakan kepadanya: “Betapa banyak Aku menghukummu, tapi kamu tidak tahu, bukankah Aku telah menghalangimu dari manisnya bermunajat kepada-Ku?!”.

 

[Shaidul Khathir, hal: 84]

 

——

 

Dan seringkali hukuman yg tak dirasakan lebih berbahaya drpd hukuman yg dirasakan .. karena dg hukuman yg tak dirasakan tersebut, bisa jd seseorang tidak sadar akan kesalahannya sampai hari kiamat .. sehingga dia tdk sempat memperbaiki kesalahannya. Naudzubillah min dzalik.

 

Semoga Allah menyelamatkan kita dari keadaan tersebut, amin.

 

Silahkan dishare, semoga bermanfaat dan Allah berkahi.

 

*

 

Ust. Dr. Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.

Leave a Comment