Perbanyaklah Melakukan Ibadah-ibadah Sunnah

‏• – قال العلامة ابن عثيمين رحمه الله تعالى

• – ‌‌‏ على العاقل أن يكثر من النوافل ما دام في حال الصحة لأن جميع النوافل التي يعملها في صحته إذا مرض وعجز عنها كتبت له كاملة كأنه يفعلها.

📜【 الشرح الممتع ( ٤ / ٨٠)

As-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh pernah berkata :

“Sepantasnya bagi orang yang berakal untuk memperbanyak melakukan ibadah-ibadah sunnah (yakni yg hukumnya tdk wajib), selama dia masih dalam keadaan sehat.

Karena sesungguhnya semua ibadah-ibadah sunnah yg dia lakukan ketika masih dalam keadaan sehat itu, apabila dia kemudian dalam keadaan sakit atau lemah (yakni tidak mampu melakukannya lagi karena udzur tertentu), maka akan tetap dituliskan/ditetapkan pahala yg sempurna untuknya, seperti ketika dia melakukan amalan tersebut !”

[ AS-SYARHUL MUMTI’, 4/80]

Catatan :

Dalil yg menunjukkan pernyataan tersebut di atas adalah hadits Abu Hurairoh rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam telah bersabda :

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau bepergian (safar), akan tetap dicatat untuknya (pahala amalan) seperti apa yang dikerjakannya ketika dia dalam keadaan mukim (tdk bepergian) dan ketika sehat.” (HR Imam Al-Bukhori)

Artinya, jika seseorang itu mempunyai kebiasaan amal-amal sholih yg biasa dia lakukan ketika dia dalam keadaan sehat ataupun ketika dia tdk sedang bepergiaan jauh, seperti :

– sholat-sholat sunnah,

– atau puasa-puasa sunnah

– atau membaca Al-Qur’an ba’da sholat Shubuh atau Maghrib,

– atau bershodaqoh meskipun hanya sedikit,

– hadir di majelis-majelis ilmu agama,

– dan lain-lain.

Kemudian, suatu saat dia tdk mampu melakukan amalan yg biasa dia lakukan itu karena sakit atau karena sedang bepergian jauh, maka dia akan tetap diberi pahala yg sempurna oleh Alloh ta’ala, seperti ketika dia melakukannya ketika dlm keadaan sehat atau dia tdk sedang bepergian jauh.

Subhanalloh…. Hal itu menunjukkan betapa besarnya karunia Alloh terhadap hamba-hamba-Nya.

Hal itu tentunya dengan syarat, yakni apabila niat seseorang itu adalah jujur atau benar !

Yakni, dia adalah orang yg selalu berkeinginan kuat utk selalu beramal sholih dlm keadaan apapun.

Sehingga apabila kemudian amalannya itu terhalang karena sakit atau karena bepergian jauh atau karena sebab-sebab tertentu lainnya, maka Alloh ta’ala – dengan segala kasih sayang-Nya -, akan tetap memberikan pahala yg sempurna kepada hamba-Nya tersebut.

Wallohu a’lamu bis showab.

Semoga kita termasuk orang-orang yg diberi taufiq oleh-Nya, utk selalu bersemangat dlm melakukan amalan-amalan yg wajib maupun yg sunnah (yg tdk wajib).

Semoga nasehat dan faedah yg sedikit ini bermanfaat untuk kita semuanya, barokallohu fiikum….

Surabaya, Jum’at pagi yg sejuk, 10 Syawal 1440 H / 14 Juni 2019 M

✍ Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Leave a Comment