Sikap Kita Ketika Dipuji Orang Lain Bagian 2
Assalamualaikum Sahabat Ridhoka Salma, Untuk Artikel Kali ini Bidang Dakwah Al Ghaniyy Rumah Sakit Ridhoka Salma Cikarang akan melanjutkan artikel sebelumnya, jika belum baca kamu bisa cek disini : SIKAP KITA KETIKA DIPUJI ORANG ( 1 )
اجهل الناس من ترك يقين ما عنده لظن ماعند الناس
155. “sebodoh-bodoh manusia yaitu orang yang meninggalkan (mengabaikan) keyakinan yang sungguh-sungguh ada padanya, karena mengikuti prasangka yang ada pada orang-orang.”
Orang yang dipuji orang lainz dan terpengaruh dengan pujiannya, dan menganggap baik pada dirinya sendiri, orang seperti ini adalah orang paling bodoh, karena yang yakin ia ketahui yaitu kekurangan-kekurangan danx dosa-dosa yang telah dilakukannya atau rendahnya akhlaqnya dan kelemahan imannya sendiri.
Al-Harits Al-Muhasiby mengumpamakan pada orang yang senang dipuji orang lain, itu bagaikan orang yang senang dengan ejekan orang padanya,; Seumpama ada orang berkata : kotoranmu itu berbau harum, lalu engkau gembira dengan pujian yang demikian, padahal engkau sendiri jijik dan tau berbau busuk. Ketahuilah bahwa kotoran dosa dan jiwa itu lebih busuk dari pada kotoran (tinja) orang.
Seorang Hakim dipuji oleh orang awam/ biasa, maka ia menangis, lalu ditanya: kenapa engkau menangis? Padahal orang itu memujimu,.. jawabnya: ia tidak memujiku, melainkan setelah dia mengetahui bahwa yang ada padaku sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifatnya.
اذااطلق الثناء عليك ولست باهل فاَثن عليه بما هو اهلهُ
156. “Jika الله membuka mulut orang-orang untuk memujimu, padahal nyata-nyata engkau tidak layak/ berhak untuk pujian seperti itu, maka engkau harus memuji kepada الله yang berhak / layak mendapatkan pujian itu.”
Kenyataannya apa yang disanjungkan orang-orang padamu itu tidak ada pada dirimu, atau kau mempunyai cacat/ aib, sehingga kau tidak berhak menerima pujian itu, maka kau harus memuji kepada الله, yang telah menutupi aib-aibmu, kekuranganmu.
الزهّاد اذا مدحوا انقبضوا لشهودهم الثناء من الخلق ، والعارفون اذامدحوا انبسطوا لشهودهم ذالك من الملك الحقّ
157. “Orang-orang yang zuhud (ahli ibadah) jika dipuji oleh orang lain, mereka merasa ketakutan, karena kuatir terpengaruh,karena pujian itu datangnya dari sesama makhluk, sebaliknya orang aarif jika dipuji mereka merasa senang dan gembira karena mengerti benar-benar pujian itu datang dari الله raja yang haq.”
Orang aarif itu selau hadir ke hadhrotulloh, tidak pernah memandang selain الله, mereka menganggap pujian-pujian itu datang dari الله, sehingga mereka gembira, dan pujian itu bisa menambah kekuatan hatinya dan kedudukannya dihadapan الله, karena mereka tidak memandang pada dirinya tidak membanggakan amalnya, dan tidak terpengruh dangan pujian ataupun cela-an orang lain. Kata Hikmah ini sesuai dengan Hadits Nabi ﷺ: إِذَا مُدِحَ الْمُؤْمِنُ فِي وَجْهِهِ رَبَا الْإِيمَانُ فِي قَلْبِهِ .(ketika seorang mukmin di puji di depannya maka iman dalam hatinya bertambah kuat).
رَسُول الله ﷺ sendiri pernah dipuji dengan qosidah oleh Hassan dan Ka’ab bin Zuhair,رَسُول الله ﷺMenunjukkan kegembiraan bahkan memberikan mantel kepada Ka’ab bin Zuhair.
Mushonnif (Syekh Ibnu Atho’illah) sendiri juga pernah memuji-muji kepada gurunya, Syeih Abul-Abbas Al-Mursyi, beliau diam saja dan memperlihatkan wajah senang.
Hal seperti ini juga terjadi pada para aarif lainnya.
Orang yang mempunyai makom ini antara dihina dan dipuji orang tidak akan ada bekasnya dalam hati, karena mereka tidak memandang itu semua dari makhluk, tapi mereka melihat itu semua dari الله سبحانه وتعالى.
Demikian artikel dari Bidang Dakwah Al Ghaniyy Rumah Sakit Ridhoka Salma Cikarang, dengan judul Sikap Kita Ketika Dipuji Orang Lain Bagian 2
Semoga Bermanfaat